Selasa, 16 Februari 2010

Peristiwa Kalabakan

Pembunuhan terhadap komandan Inggris ini terjadi di kampung Kalabakan. Saat itu Kalabakan merupakan perkampungan yang menjadi salah satu pos keamanan daerah tawau yang berdeketan dengan pelabuhan cowie. Ada 2 posisi pertahanan berstelling dikalabakan, polisi setempat dan pasukan militer dari Royal Malay Regiment yang menempati 2 buah gubuk. Pihak Malaysia sama sekali meremehkan kemampuan tempur pasukan Indonesia yang mengakibatkan lemahnya penjagaan dan kewaspadaan mereka di Kalabakan hal inilah yang dimanfaatkan sersan Rebani dan pasukannya untuk memulai serangan terhadap kedudukan musuh di Kalabakan. Hal yang menarik dalam peristiwa ini ikut gugurnya seorang perwira inggris yang coba dicover oleh pemerintah inggris karena takut dipermalukan oleh dunia internasional, perwiranya tewas ditangan pasukan dunia ketiga disaat sedang santai pula. Tapi berdasarkan beberapa catatan sejarah mengenai perwira2 inggris yang tewas di Malaysia bisa diambil beberapa nama antara lain Mayor RM Haddow, Mayor R.H.D. Norman, dan Mayor H.A.I. Thompson, yang pasti pihak Inggris berusaha menutupi nama perwiranya yang tewas dalam kejadian ini, bahkan pihak inggris pun mengarang cerita kepada pemimpin Malaysia Tunku Abdul Rahman yang mengadakan inspeksi bahwa tentara persemakmuran yang tewas di Kalabakan walaupun kalah memberikan perlawanan yang gigih dan pantang menyerah dimana kenyataannya mereka benar2 diserang mendadak dalam kondisi santai dan tidak siap atau istilah inggrisnya "caught with their trousers down". Saat ini pemerintah Malaysia membangun monumen untuk menghormati korban mereka yang gugur disana

Tambahan Info : Pada masa Dwikora Pasukan persemakmuran khususnya Inggris sangat menjaga gengsi dan prestise mereka dimedan tempur, hal ini dilakukan oleh banyak covert operation yang mereka lakukan dimana covert2 operation ini sampai detik ini masih tergolong classified krn tidak semuanya berjalan mulus seperti yang mereka harapkan, bahkan SOP (Standart Operating Procedure) pasukan persemakmuran saat melakukan patroli dan raid mereka selalu sangat berhati2 terutama dalam menutupi jejak2nya, pasukan Indonesia banyak belajar mengenai teknik2 perang hutan yang sangat lihai diterapkan oleh musuh bahkan mereka tidak pernah meninggalkan korban2 dari pihak mereka bila terjadi kontak senjata, biasanya acuan bagi pihak Indonesia bila ada korban dari suatu kontak senjata adalah barang2 atau ransel yang ditinggalkan pemiliknya, hal inilah yang membuat perkiraan terhadap korban pasukan persemakmuran khususnya dari kalangan tentara non-Malaysia sangat sulit karena memang dalam setiap pergerakannya mereka menjaga benar existensinya dimedan tempur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar